Implementasi nilai-nilai keilmuan dalam proses belajar

Sebelum saya terangkan tentang implementasinya lebih dahulu akan sedikit jelaskan mengenai apa itu ilmu pengetahuan. Ilmu penetahuan dan nilai – ilmu pengetahuan berasal dari kata Bahasa inggris yakni science, yang berasal dari Bahasa latin Scientia dari bentuk kata kerja scire yang berarti mempelajari, mengetahui. Pertumbuhan selanjutnya pengertian ilmu pengetahuan mengalami perluasan arti sehingga menunjuk pada segenap pengetahuan sistematik. Dalam Bahasa jerman dikenal wissenschaft.[1] Sedangkan pengertian pengetahuan (knowledge) merupakan yang dapat dikenali (identify), dapat diterangkan (explain), dapat dilukiskan (describe), dapat diperkirakan (predict), dapat dianalisis (diagnosis), dan dapat diawasi (control) akan menjadi suatu ilmu (science).[2] Dari penjelasan diatas, maka sebuah ilmu sudah pasti merupakan pengetahuan, tetapi setiap pengetahuan belum tentu sebagai ilmu. Kemudian syarat yang paling penting untuk keberadaan suatu pengetahuan disebut ilmu adalah adanya obyek. Pengetahuan yang bukan ilmu dapat saja berupa pengetahuan tentang seni dan moral. Terdapat tiga kategori pengetahuan yang perlu kita kenal, yakni:[3]

  1. Pengetahuan inderawi (knowledge) yang meliputi semua fenomena yang dapat dijangkau secara langsung oleh panca indera. Batas pengetahuan ini adalah segala sesuatu yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera. Ini merupakan tangga untuk melangkah ke ilmu.
  2. Pengetahuan keilmuan (science) yang meliputi semua fenomena yang dapat diteliti dengan riset dan eksperimen, sehingga apa yang ada di balik knowledge bisa terjangkau. Batas pengetahuan ini adalah sesuatu yang tidak tertangkap oleh rasio dan panca indera.
  3. Pengetahuan falsafi yang mencakup segala fenomena yang tidak dapat diteliti, tetapi dapat dipikirkan. Batas pengetahuan ini adalah alam, bahkan bisa menembus apa yang ada di luar yakni tuhan.

Selanjutnya adalah pengertian nilai keilmuan, menurut Spranger, nilai keilmuan merupakan salah satu macam nilai yang mendasari perbuatan seseorang atau sekelompok orang yang bekerja terutama atas dasar pertimbangan rasional. Lalu implementasi apa saja yang dapat diterapkan dari nilai-nilai keilmuan dalam proses belajar? Di sini saya akan sedikit menjelaskan implementasi nilai-nilai keilmuan dalam proses belajar yang dapat saya pahami terutama di fakultas saya yaitu Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada. Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada merupakan salah satu fakultas di Universitas Gadjah Mada dimana dalam fakultas ini diperuntukkan untuk mahasiswa dari jenjang Diploma baik Diploma III (D3) maupun Diploma IV (D4). Sekolah Vokasi terdapat macam-macam disiplin ilmu dari mulai yang di bidang pengetahuan alam dan pengetahuan social. Sedangkan program studi yang saya tekuni yaitu Teknologi Jaringan dimana merupakan salah satu program studi untuk bidang ilmu pengetahuan alam atau dapat dikatakan dalam bidang keteknikan. Sesuai misi dari Sekolah Vokasi yaitu meyelenggarakan pendidikan dan penelitian terapan untuk menghasilkan lulusan yang professional sesuai tuntuan dunia kerja global, maka perlu diperhatikan nilai-nilai keilmuan dalam proses belajarnya karena berkaitan dengan penelitian. Teknologi Jaringan, nama salah satu program studi di Sekolah Vokasi yang bahkan dulunya saya belum begitu kenal dengan program studi ini. Program studi ini merupakan program studi yang masih baru di lingkungan Sekolah Vokasi atau di Universitas Gadjah Mada. Program studi ini merupakan program studi yang lebih bergerak ke penelitian dalam bidang computer dan jaringan. Program studi Teknologi Jaringan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada merupakan program studi untuk jenjang Diploma IV (D4) atau setara S1 yang lebih dikenal dengan Sarjana Terapan. Satu nilai lebih menjadi mahasiswa Program Studi Teknologi Jaringan adalah mahasiswa Diploma IV, sebagai mahasiswa D4 menjadi nilai lebih bagi kami karena dalam proses belajarnya kami tidak hanya penuh dengan praktikum akan tetapi kami juga mendapatkan pengetahuan akademis atau teori yang cukup. Itulah mengapa Diploma IV disebut sebagai Sarjana Terapan. Jadi kami sedikit berbeda dengan Diploma III (D3) yang mendapat porsi praktik yang lebih banyak daripada teori dalam proses belajarnya atau Sarjana (S1) yang lebih mengarah ke hal-hal yang teoritis dalam proses belajarnya. Sedangkan mahasiswa Diploma IV (D4) selain mendapat porsi praktikum yang cukup, porsi untuk teori atau akademis nya juga ditekankan. Mungkin sebagian dari kita masih sedikit awam terkait dengan jenjang Diploma IV (D4), apa bedanya dengan Sarjana (S1). Berikut ini adalah penjelasan konkretnya mengenai jenjang Diploma IV (D4) berdasarkan KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) yang diatur dalam Perpres No. 8 Tahun 2012: [4] KKNI menyediakan sembilan jenjang kualifikasi, dimulai dari Kualifikasi jenjang 1 sebagai kualifikasi terendah dan kualifikasi jenjang 9 sebagai kualifikasi tertinggi. Penetapan jenjang 1 sampai 9 dilakukan melalui pemetaan komprehensif kondisi ketenagakerjaan di Indonesia ditinjau dari sisi penghasil (supply push) maupun pengguna (demand pull) tenaga kerja. Diskriptor setiap jenjang kualifikasi juga disesuaikan dengan mempertimbangkan kondisi negara secara menyeluruh, termasuk perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, perkembangan sektor-sektor pendukung perekonomian dan kesejahteraan rakyat seperti perindustrian, pertanian, kesehatan, hukum, dan lain-lain, serta aspek-aspek pembangun jati diri bangsa yang tercermin dalam Bhineka Tunggal Ika, yaitu komitmen untuk tetap mengakui keragaman agama, suku, budaya, bahasa dan seni sebagai ciri khas bangsa Indonesia. perjenjangan Dari penjelasan gambar di atas dapat dilihat bahwa menurut KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia), D4 berada pada satu level dengan S1 yakni pada level 6 KKNI. Artinya, pada jalur akademik D4 itu setara dengan S1 atau Sarjana. Maka dari itu, banyak yang menyebut D4 sebagai S1 Terapan. S1 sebagai gelar level 6 KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) yang berada pada jalur akademik, memiliki orientasi kurikulum yang menekankan teori. Diharapkan lulusan S1 bisa mengembangkan ilmu pengetahuan yang ia geluti sesuai bidangnya. Sementara itu D4 sebagai gelar level 6 KKNI, memiliki orientasi kurikulum yang menekankan praktek. Diharapkan lulusan D4 bisa memiliki kemampuan praktis dan wawasan tentang kerja lapangan yang lebih mantap, sehingga mudak masuk dunia kerja. [5] Dalam proses belajar di program studi teknologi jaringan harus memperhatikan nilai-nilai keilmuan supaya dalam proses belajar dapat berjalan lancar dan sesuai dengan tujuan dari program studi itu sendiri. Nilai-nilai keilmuan yang saya dapat dari program studi ini bersifat praktis atau untuk porsinya lebih mengarah ke praktek daripada teori. Oleh karena itu, dengan adanya system tersebut saya lebih mudah mengaplikasikannya secara langsung di kehidupan atau lingkungan sekitar kita. Melalui system pembelajaran dengan memperbanyak porsi praktek daripada teori, saya lebih banyak mendapatkan pengalaman dan pengetahuan serta lebih memahami hal-hal baru serta permasalahan yang konkret yang ada di sekitar kita terutama bidang computer dan jaringan. Akan tetapi dengan adanya proses pembelajaran dengan porsi praktikum lebih banyak, saya sebagai mahasiswa akan banyak belajar dan menghabiskan waktu kuliah saya di laboratorium. Dengan begitu saya harus pandai-pandai mengatur waktu saya dengan kegiatan-kegiatan yang lain diluar supaya tidak mengacaukan waktu belajar saya. Di dalam laboratorium kami mahasiswa Teknologi Jaringan akan mempelajari hal-hal teknis untuk penelitian di bidang computer dan jaringan. Dalam proses pembelajaran di Teknologi Jaringan mahasiswa dituntut untuk bisa menganalisa suatu permasalahan dan dapat menemukan suatu solusi dari permasalahan tersebut. Permasalahan-permasalan yang ditemui oleh mahasiswa nantinya akan di analisa dan di teliti untuk mendapatkan solusi yang tepat yang berkaitan dengan computer dan jaringan. Setelah selesai menganalisa selanjutnya mahasiswa dapat mengimplementasikan ke dalam perangkat atau system yang mereka buat, dan tentunya mahasiswa harus melaporkan hasil dari apa yang telah mereka lakukan atau capai. Laporan yang mehasiswa buat merepresentasikan apa yang mahasiswa dapat dari proses pembelajaran tersebut. Selain belajar praktik di laboratorium, mahasiswa Teknologi Jaringan juga dilibatkan dalam program atau kegiatan di luar perkuliahan yaitu program KP (Kerja Praktik). Kerja Praktik merupakan salah satu program yang memiliki beban SKS dimana dalam program ini mahasiswa dilibatkan secara langsung ke dunia kerja pada instansi-instansi atau perusahaan terkait. Melalui program ini mahasiswa dapat secara langsung mengenal dan memahami seperti apa itu duni kerja yang sesungguhnya. Melalui program ini juga mahasiswa dapat mengaplikasikan apa yang telah didapat selama perkuliahan. Program Kerja Praktik juga merupakan salah satu media mahasiswa dalam proses belajarnya. Dengan adanya program ini mahasiswa akan mengenal dan memahami banyak hal terkait masalah-masalah yang nantinya mungkin akan mereka temui ketika mereka sudah masuk ke dunia kerja sesungguhnya. Dalam program ini mahasiswa dituntut untuk bisa mengambangkan keahliannya terkait bidang yang mereka tekuni yang dapat berupa ilmu pengetahuan, system kerja, relasi kerja, dan tentunya softskill yang akan menambah bekal mahasiswa nantinya. Dengan begitu melalui proses belajar yang sedemikian rupa, diharapkan lulusan Diploma IV (D4) memiliki beberapa keterampilan umum yang sesuai dengan Capaian Pembelajaran Lulusan Program Studi yaitu: [6] Semua lulusan pendidikan akademik, vokasi, dan profesi wajib memiliki sikap:

  1. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius;
  2. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral dan etika;
  3. berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban berdasarkan Pancasila;
  4. berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa;
  5. menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain;
  6. bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan;
  7. taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara
  8. menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik;
  9. menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri;
  10. menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan.

Keterampilanumum lulusanPROGRAM DIPLOMA 4/SARJANA TERAPAN:

  1. mampu menerapkanpemikian logis, kritis, inovatif, bermutu, dan terukur dalam melakukan jenis pekerjaan spesifik, di bidang keahliannya serta sesuai dengan standar kompetensi kerja bidang yang bersangkutan;
  2. mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur;
  3. mampu mengkaji kasus penerapan ilmu pengetahuan, teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan bidang keahliannya dalam rangka menghasilkan prototype, prosedur baku, desain atau karya seni,
  4. mampu menyusun hasil kajian tersebut dalam bentuk kertas kerja, sepesifikasi desain, atau esai seni, dan mengunggahnya dalam laman perguruan tinggi;
  5. mampu mengambil keputusan secara tepat berdasarkan prosedur baku, spesifikasi desain , dan persyaratan keselamatan dan keamanan kerja dalam melakukan supervisi dan evaluasi padapekerjaannya;
  6. mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja sama dan hasil kerjasama didalam maupun di luar lembaganya;
  7. mampu bertanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan melakukan supervisi serta evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah tanggung jawabnya;
  8. Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada di bawah tanggung jawabnya, dan mampumengelola pembelajaran secara mandiri;
  9. mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi;

referensi: [1] Surajivo, Filsafat Ilmu & Perkembangannya di Indonesia, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009), 56 [2] Inu Kencana Syafie, , Pengantar Filsafat, (Bandung : Refika Aditama, 2004), 26 [3] Saefuddin, Desekularisasi Pemikiran : Landasan Islamisasi, (Bandung : Mizan, 1998), 30 [4] http://kkni-kemenristekdikti.org/perjenjangan [5] http://www.isigood.com/pendidikan-beasiswa/apa-itu-d4-apa-bedanya-dengan-s1-kamu-calon-mahasiswa-harus-tahu/ [6] http://belmawa.ristekdikti.go.id/dev/wp-content/uploads/2015/11/6A-Panduan-Penyusunan-CP.pdf (BAB VII. Lampiran)

3 thoughts on “Implementasi nilai-nilai keilmuan dalam proses belajar

  • Posted on February 17, 2021 at 2:06 am

    Mas Yuda,
    salam kenal

    sebelumnya kenalkan saya Dhanang Prasetyo dari Jakarta, berniat untuk meminta izin kepada mas Yuda untuk menggunakan Gambar “Iot” untuk digunakan kantor kami PT Aplikanusa Lintasarta untuk Concept Flex Work (Open Space Office) sebagai hiasa atau Grafiti yang nantinya di visualkan bidang dinding di sekitaran Ofiice kami.
    saya saya mengharapkan izin dari mas Yuda agar tidak terjadi apa apa kedepannya,

    ini Contact Person saya : 0895 3565 38543

    Atas Perhatian saya ucapkan terimakasih

    Salam,
    Dhanang Prasetyo

    Reply
  • Posted on January 13, 2024 at 12:43 pm

    Ilmu falsafi sepertinya menjadi kategori ilmu yang hanya bisa dikuasai oleh orang orang tua yang sudah berpengalaman salam hidupnya
    http://www.awangjivi.com

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published.